Tentunya kita sebagai manusia sering bertanya-tanya,
“dari mana asal kehidupan di bumi?” pada hakikatnya jawaban atas pertanyaan itu
melahirkan banyak teori-teori tentang asal mula kehidupan di bumi, diantaranya
adalah :
1. Teori Cosmozoa
Teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi
dari bagian lain alam semesta ini. Asumsi yang mendasari teori ini adalah (a)
benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini, (b)
hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar benda angkasa ke bumi.
2. Teori Pfsuger
Teori ini mengatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi
yang sangat panas sekali, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan
nitrogen berbentuk senyawa cyanogens (CN), dimana senyawa tersebut dapat
terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya berbentuk zat protein
sebagai pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
3. Teori Moore
Mengatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi
yang cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui
suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks
itu tercapai akan muncullah makhluk hidup.
4. Teori Allen
Mengatakan bahwa pada saat keadaan fisik bumi ini seperti
keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi, yaitu reaksi yang datang dari sinar
matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dan
materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur
dalam genangan air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang akhirnya membentuk
protoplasma benda hidup.
5. Teori Transedental atau Penciptaan
Merupakan jawaban secara religi bahwa makhluk hidup itu
diciptakan oleh Super Nature atau Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.
6. Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea
Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan yang bernama
Aristoteles, dia mengatakan bahwa makhluk hidup terjadi secara spontan. Hal
tersebut berdasarkan pengamatan seperti cacing berasal dari lumpur, ulat
berasal dari daging yang membusuk.
7. Teori Fransisco Redi (1626-1697)
Redi pernah melakukan eksperimen menggunakan keratan
daging segar yang dimasukkan ke dalam labu-labu/ gelas-gelas yang sebagian
dibiarkan terbuka dan yang lainnya ditutup rapat. Setelah beberapa hari
diamati, gelas yang terbuka dihinggapi lalat dan lalat tersebut kemudian
bertelur di sana. Akhirnya muncullah ulat-ulat pada daging yang mulai membusuk
pada gelas tanpa tutup tersebut. Sebaliknya gelas yang ditutup rapat tidak
ditemukan adanya ulat/ kesimpulan yang dapat diambil adalah asal mula kehidupan
dari telur omne vivum ex ovo.
8. Percobaan Lazzaro Spalanzani (1729-1799)
Dia melakukan eksperimen dengan menggunakan air kaldu
yang dimasukkan dalam tabung reaksi dengan perlakuan yang berbeda-beda. Dalam
tabung reaksi I diisi air kaldu dan ditutup rapat-rapat kemudian disimpan.
Tabung reaksi II diisi kaldu, dipanaskan ± 15 menit, ditutup rapat kemudian
disimpan. Tabung raksi III diisi air kaldu terus dipanaskan ± 15 menit kemudian
disimpan tanpa diberi tutup. Setelah beberapa hari diamati ternyata tabung
reaksi I dan III dijumpai ada jasad renik/kehidupan. Kesimpulan yang dapat
diambil adalah bahwa adanya telur harus ada jasad renik dulu atau omne ovum
ex vivo.
9. Teori Biogenesis
Dikemukakan oleh Louis Pasteur (1822-1895) yang melakukan
eksperimen dengan menggunakan air kaldu dengan labunya yang berbentuk leher
angsa. Kesimpulan dari eksperimennya adalah kehidupan yang terjadi karena
adanya kehidupan sebelumnya, dan segala sesuatu yang hidup berasal dari telur
atau omne vivum ex ovo, omne ex vivo. Adanya teori Biogenesis
menggugurkan teori Abiogenesis.
10. Harold urey
(1893)
Berpendapat bahwa atmosfer di bumi suatu saat kaya akan
zat-zat kimia seperti CH4 (Metana), NH3 (Amoniak),
H2 (Hidrogen) yang bersama-sama uap air akan bereaksi dengan sinar
kosmis dan loncatan-loncatan/ kilatan-kilatan listrik alam (petir) dapat
membentuk senyawa protein yang merupakan komponen dasar dari makhluk hidup.
Zat-zat ini berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai organisme.
11. A. I. Oparin
Pada tahun 1924 mempublikasikan pendapatnya tentang asal
mula kehidupan, namun kurang diterima ahli-ahli lain. Akan tetapi setelah
diterbitkan ke dalam berbagai bahasa pada tahun 1936 barulah mendapat tanggapan.
Pada saat yang hampir bersamaan secara terpisah I.B.S Haldane juga mengemukakan
pendapat yang serupa dengan Oparin. Rangkuman pendapat mereka sebagai berikut :
“Jasad hidup terbentuk dari senyawa-senyawa kimiawi dalam laut pada masa
atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas (O2), asam amino
sederhana, purine, pirimidin, golongan gula; kemudian terbentuk juga
senyawa-senyawa polipeptida, asam polinukleat, polisakarida yang terbentuk
dengan bantuan sinar ultraviolet, petir dan sinar radiasi. Jasad hidup yang
pertama disebut protobiont diperkirakan hidup di dalam laut 5-10 m di bawah
permukaan laut, karena di tempat itulah mereka akan terlindungi dari sinar
ultraviolet intensitas tinggi dari matahari. Baru setelah jasad hidup itu
berkembang lebih sempurna dan mampu untuk memproduksi oksigen, kemudian lama
kelamaan kehidupan merayap ke pantai-pantai dan terakhir memenuhi daratan.”
12. Stanley L.
Miller (1953)
Mengadakan percobaan dengan bunga-bunga api listrik dan
sumber listrik bertegangan tinggi ke suatu saluran yang di dalamnya terdapat
larutan uap yang mengandung metana, amoniak, dan nitrogen. Dari percobaan itu
terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino dan deoksiribosa serta
asam nukleat. Ini semua merupakan senyawa-senyawa dasar yang biasanya ditemukan
pada setiap jasad hidup. Kesimpulan percobaan ini adalah : kehidupan ada karena
kehidupan sebelumnya, unsur yang paling banyak dalam makhluk hidup adalah
oksigen, persenyawaan yang terbanyak dalam makhluk hidup adalah air.
Sumber : Posted
by Aditya Lukman Pradana on 19.02.